LAPORAN PRAKTIKUM
MK. PRODUKSI TERNAK POTONG dan KERJA
Oleh:
Putri Anggraini
NIM : E1C010034
Jurusan Peternakan – Fakultas Pertanian
Universitas
Bengkulu
Desember 2011
Kata
Pengantar
Assalamualaikum.Wr, Wb.
Puji syukur
senantiasa kita panjatkan kepada allah SWT, dimana berkat rahmat dan kesempatan
yang telah diberikannya sehingga laporan ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya.
Laporan ini disusun
dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas akhir dari kegiatan praktikum mata
kuliah ternak potong dan kerja. Laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran demi perbaikan dimasa yang
akan datang.
Dengan selesainya
laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dwatmadji
selaku dosen pembimbing mata kuliah ternak potong dan kerja, yang telah banyak
meberi petunjuk, kepada para koAss praktikum ternak potong dan kerja yang telah
banyak membantu dalam pelaksanaan praktikum, serta pihak laboratorium jurusan
Peternakan Fakultas pertanian Universitas Bengkulu yang telah memfasilitasi
kegiatan praktikum ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, amin.
Bengkulu, Desember 2011
Penulis
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Ternak
potong merupakan salah satu penghasil daging yang memiliki nilai gizi serta
nilai ekonomi yang tinggi. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk,
kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. peningkatan jumlah konsumsi
daging ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi daging didalam negeri,
sehingga pemerintah harus mengimpor daging dari luar untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri.
Rendahnya produksi daging dalam negeri disebabkan oleh banyak hal, diantaranya
adalah kurangnya sumber daya manusia yang mengelolahnya. Ternak-ternak potong
yang ada di Indonesia sebagian besar dipelihara bukan semata-mata untuk tujuan
produksi daging. Hal ini dikarenakan peternak di Indonesia sebagian besar
adalah peternak sambilan. Sehingga ternak yang mereka miliki hanya dipelihara
seperlunya saja, tidak sesuai dengan manajemen tatalaksana pemeliharaan ternak
potong. Ternak mereka hanya diberi pakan secukupnya, bahkan kurang dari
kebutuhan dari ternak itu, siklus reproduksinya juga kurang diperhatikan.
Mereka tidak punya target peningkatan berat badan untuk ternak mereka.
Sedangkan untuk peternak di luar negeri, jika mereka memilhara ternak potong,
mereka akan benar-benar fokus pada produksi daging dari ternak mereka.
Permasalahan rendahnya roduksi daging nasional ini menjadi tantangan
tersendiri untuk para sarjana peternakan maupun calon sarjana peternakan yang
ada di negara ini. Rencana pemerintah untuk menargetkan swasembada daging pada
tahun 2014 bisa saja tercapai jika pihak pemerintah dan peternak serta para
sarjana peternakan yang ada di Indonesia bekerja sama dengan baik.
Untuk bisa membantu pemerintah mewujudkan swasembada daging nasional, para
calon sarjana peternakan terlebih dahulu harus menguasai teknik-teknik untuk
bisa mencapai target itu dalam waktu yang cukup singkat. Salah satu yang paling
berpengaruh pada produksi daging oleh ternak
adalah manajemen tatalaksana pemeliharaan ternak potong . produksi akan optimal
jika manajemen tatalaksana pemeliharaannya bagus dan sesuai dengan ketentuan
yang ada.
Jenis ternak yang termasuk dalam bangas ternak potong adalah semua jenis
ternak yang bisa mengahsilkan daging seperti jenis sapi, kerbau, kambing dan
domba. Pejantan untuk jenis ternak perah bisa digunakan untuk ternak pedaging
karena pejantan ini tidak mempengaruhi produksi susu dari betina. Iklim tropis
yang dimiliki Indonesia tidak terlalu berpengaruh pada tingkat produksi ternak
potong yang ada di Indonesia berbeda dengan ternak perah yang produksinya begitu
dipengaruhi oleh iklim lingkungan. Jenis bahan pakan yang tersedia di Indonesia
juag sangat beragam mulai dari yang kandungan proteinya tinggi, sedang sampai
rendah.
1.2
Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dengan
tujuan sebaga berikut :
Ø Agar praktikan mampu menguasai manajemen
tatalaksana pemeliharaan ternak potong dan kerja mulai dari cara pengukuran produksi, konsumsi pakan,
fisiologis, pemotongan kuku, pencukuran wool domba, kondisi lingkungan, sampai cara pengukuran umur dengan baik dan
benar.
II.
MATERI DAN METODE
2.1
Materi
Ø Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum mata kuliah produksi ternak potong dan kerja ini
adalah:
v Pita ukur
v Mistar
v Termometer
v Higrometer
v Sapu lidi
v Tali tambang
v Sekop
v Ember
v Arit
v Stopwatch
v Meteran
v Termometer lingkungan
v Timbangan
v Timbangan anlitik
v Gunting
v Wadah
v Alat tulis
v Kamera
v Stetoskop
Ø Bahan
Bahan yang
digunakan dalam praktikum mata kuliah ternak potong dan kerja ini adalah :
v Sapi
v Kambing
v Domba
v Pakan hijaun rumput
v Pakan konsentrat
v Air
2.2
Metode
Ø Pengukuran konsumsi pakan hijauan ternak sapi
Ternak di tempatkan didalam kandang individual yang telah
disediakan, ternak diberi pakan hijaun berupa rumput sebanyak 10% dari berat
badannya, pemberian dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari yaitu pagi siang
dan sore. Pakan dicek pada siang hari ,selanjutnya di beri tambahan sesuai
kebutuhan ternak. Pada pagi hari sebelum diberi pakan lagi, sisa pakan yang
kemarin dtimbang dan dicatat pada form isian tabel konsumsi hijaun rumput.
Begitu terus selanjutnya selama 5 hari.
Ø Pengukuran konsumsi pakan hijauan ternak kambing
Ternak di tempatkan
didalam kandang individual yang telah disediakan, ternak diberi pakan
hijaun berupa rumput sebanyak 10% dari berat badannya, pemberian dilakukan
sebanyak tiga kali dalam sehari yaitu pagi siang dan sore. Pakan dicek pada
siang hari ,selanjutnya di beri tambahan sesuai kebutuhan ternak. Pada pagi
hari berikutnya sebelum diberi pakan lagi, sisa pakan yang kemarin dtimbang dan
dicatat pada form isian tabel konsumsi hijaun rumput. Begitu terus selanjutnya
selama 5 hari.
Ø Pengukuran konsumsi pakan konsentrat pada sapi
Ternak di tempatkan
didalam kandang individual yang telah disediakan, ternak diberi pakan
hijaun berupa rumput sebanyak 2kg, pemberian dilakukan sebanyak duaa kali dalam
sehari yaitu pagi dan siang hari. Pada pagi hari berikutnya sebelum diberi pakan kansentrat lagi, sisa
pakan konsentrat yang kemarin dtimbang dan dicatat pada form isian tabel
konsumsi hijaun konsentrat. Begitu terus selanjutnya selama 5 hari.
Ø Pengukuran konsumsi air minum pada ternak sapi
Ternak di tempatkan didalam kandang individual yang telah
disediakan, ternak diberi air minum
sebanyak 1 ember,pada siang hari jumlah air minum dicek dan kemudian
ditambah agar ternak tidak kekurangan air minum. Pada pagi hari berikutnya sebelum diberi air minum lagi, sisa air minum
yang kemarin dtimbang dan dicatat pada form isian tabel konsumsi air minum.
Begitu terus selanjutnya selama 5 hari.
Ø Pengukuran konsumsi air minum pada ternak kambing
Ternak di tempatkan
didalam kandang individual yang telah disediakan, ternak diberi air
minum sebanyak 1.5 liter, pada siang
hari jumlah air minum dicek dan kemudian ditambah agar ternak tidak kekurangan
air minum. Pada pagi hari berikutnya sebelum
diberi air minum lagi, sisa air minum yang kemarin dtimbang dan dicatat pada
form isian tabel konsumsi air minum. Begitu terus selanjutnya selama 5 hari.
Ø Pengukuran fisiologis ternak sapi, kambing dan domba
Ternak sebelumnya dibuat dalam posisi paralelogram,
yaitu posisi ternak berdiri tegak lurus pada suatu bidang datar dengan
keempat kakinya membentuk empat persegi panjang. Kemudian dilakukan pengukuran
sebagai berikut:
v Lingkar dada, Diukur dengan melingkarkan pita ukur pada
tulang iga kanan dan kiri, tepat pada sternum
ketiga atau keempat.
v Tinggi badan , Diukur dengan
mistar ukur dari bidang datar sampai titik tertinggi gumba.
v Panjang badan, Diukur dengan mistar ukur dari
sendi bahu sampai tonjolan tulang duduk (tuber osichii).
v Berat badan, diukur dengan cara mensubstitusikan ukuran
panjang dada, tinggi badan, dan panjang badan kedalam rumus rumus Schoorl, rumus Lambourne, dan rumus Sheiffer.
v Respirasi, Pengukuran frekuensi respirasi dilakukan dengan
mengamati kembang kempisnya perut atau dengan mendekatkan punggung telapak tangan ke
dekat hidung ternak. Diukur selama satu menit. Kegiatan ini dilakukan pada pagi, siang dan sore
hari selama 5 hari.
v Temperatur rektal, Pengukuran temperatur rektal dilakukan dengan cara memasukkan termometer
yang sudah dinolkan ke dalam rektum kira-kira sepertiganya. Diukur selama satu
menit. Kegiatan
ini dilakukan pada pagi, siang dan sore hari selama 5 hari.
v Denyut jantung. Pengukuran denyut jantun dilakukan dengan cara meletakkan
stetoskop pada bagian dada ternak, dihitung selama 1 menit. Kegiatan ini
dilakukan pada pagi, siang dan sore hari selama 5 hari.
Ø Pengukuran kondisi lingkungan kandang ternak sapi dan
kambing
v Temperatur lingkungan, dilakukan dengan cara
menggantungkan termometer ruangan pada bagian atas kandang, temperatur dicatat
setiap pagi, siang dan sore hari, selama 5 hari.
v Kelembaban lingkungan, dilakukan dengan cara
menggantungkan higrometer pada bagian atas didalam kandang, kelmbaban dicatat
setiap pagi, siang, dan sore hari, selama 5 hari.
Ø Pengukuran produksi ternak sapi dan kambing
Sebelum ternak dimasukkan kedalam kandang
individual, ternak terlebih dahulu untuk mengetahui berat badan awalnya, atau
berat badan awalnya ditafsirkan dengan mensubstitusikan hasil pengukuran
lingkar dada, panjang badan, dan tinggi badan kedalam rumus. Selanjutnya
pengukuran atau penafsiran berat badan dilakukan kembali pada hari terakhir
untuk melihat perubahan berat badan yang terjadi selama 5 hari.
Ø Pengukuran umur ternak sapi, kambing dan domba
pada sapi melalui gigi seri adalah dengan cara dipegang tali keluhnya dengan
tangan kiri dan diraba punggungnya agar tenang, kemudian tangan kanan masuk ke
mulut lewat diastema kemudian ditarik lidahnya, sehingga mulutnya
terbuka dan kemudian foto gigi itu dengan cepat. Pada saat inilah gigi
terlihat bentuk dan keterasahannya. Hal ini
harus dilakukan secara cepat agar ternak
tidak tersiksa, dan menghindari lukanya lidah oleh
kuku jari.
Cara melihat gigi seri pada domba atau
kambing dilakukan dengan memegang moncong kambing atau domba dengan kedua
tangan, kemudian rahang atas atau bibir ditarik hingga kelihatan giginya.
Kemudian diamati pergantian gigi seri atau keterasahan gigi permanennya.
Ø Pencukuran wool domba
Dilakukan dengan cara, domba ditimbang terlebih
dahulu, untuk mengetahui berat domba + wool, selanjutnya domba diatur pada
kondisi parallelogram
gunting woolnya dengan menggunakan gunting kemudian
timbang berat wool.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Konsumsi Pakan
Tabel recording konsumsi pakan dan air minum
|
Ternak kambing
|
||||||
Nama mahasiswa : 1. Putri Anggraini 2. Rizki Syafitrah
|
|||||||
No
|
Hari/ tanggal
|
Ternak
|
Pakan
|
Konsumsi (kg/hari)
|
|||
Pemberian
|
Tambahan
|
Sisa
|
Konsumsi
|
||||
1
|
kamis 01-12-2011
|
kambing 1
|
rumput
|
1
|
1,5
|
0,8
|
1,7
|
konsentrat
|
|||||||
air minum
|
1,5
|
1,4
|
0,1
|
||||
kambing 2
|
rumput
|
1
|
1,5
|
0,75
|
1,75
|
||
konsentrat
|
|||||||
air minum
|
1,5
|
1,4
|
0,1
|
||||
2
|
jumat 02-12-2011
|
kambing 1
|
rumput
|
1
|
1,5
|
0,9
|
1,6
|
konsentrat
|
|||||||
air minum
|
1,5
|
1,4
|
0,1
|
||||
kambing 2
|
rumput
|
1
|
1,5
|
0,9
|
1,6
|
||
konsentrat
|
|||||||
air minum
|
1,5
|
1,35
|
0,15
|
||||
3
|
sabtu 03-12-2011
|
kambing 1
|
rumput
|
1
|
1,5
|
0,8
|
1,7
|
konsentrat
|
|||||||
air minum
|
1,5
|
1,45
|
0,05
|
||||
kambing 2
|
rumput
|
1
|
1,5
|
0,5
|
2
|
||
konsentrat
|
0,1
|
0,1
|
|||||
air minum
|
1,5
|
1,4
|
0,1
|
||||
4
|
minggu 04-12-2011
|
kambing 1
|
rumput
|
1
|
2
|
1,5
|
1,5
|
konsentrat
|
0,1
|
0,1
|
|||||
air minum
|
1,5
|
1,4
|
0,1
|
||||
kambing 2
|
rumput
|
1
|
2
|
1,4
|
1,6
|
||
konsentrat
|
|||||||
air minum
|
1,5
|
1,4
|
0,1
|
||||
5
|
senin 05-12-2011
|
kambing 1
|
rumput
|
1
|
2
|
0,8
|
2,2
|
konsentrat
|
|||||||
air minum
|
1,5
|
1,4
|
0,1
|
||||
kambing 2
|
rumput
|
1
|
2
|
0,5
|
2,5
|
||
konsentrat
|
|||||||
air minum
|
1,5
|
1,4
|
0,1
|
Rata-rata konsumsi
hijauan rumput untuk kambing 1dan 2
untuk kelopok 6 shif 3 adalah sebesar 1,74 kg dan 1,89 kg,untuk kelompok 1,
kambing 1dan 1 sebesar 1,84 kg dan 1,77kg, kelompok 2 sebesar 2,14 kg dan 2,16
kg, kelompok 3 sebesar 2,4kg dan 3,14 kg, kelompok 4 sebesar 3,64kg dan 3,3kg,
kelompok 5 sebesar 1,94kg dan 1,68kg, kelompok 7 sebesar 1,34kg dan 1,32kg.
Sedangkan untuk kelompok 8, datanya kurang jelas. Jika dibandingkan dengan
berat badan kambing masing-masing kelompok, pemberian pakan hijauan ini masih
bisa dikatakan normal walaupun ada yang sedikit lebih dari 10 % berat badan
kambing. Pakan hijauan ini merupakan total pemberian selama 1 hari, jadi
pemberian ini sesuia dengan pendapat Sugeng, 1992
yang menyatakan Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan untuk
setiap satu kali pemberian.
Sedangkan untuk konsumsi
rata-rata air minum kambing 1 dan kambing 2 kelompok 6 shif 3 adalah sebesar
0,9 dan 0,11 liter/hari. Untuk kelompok 1 shif 3 konsumsi air minunya sebesar
0,57 dan 0,18 liter /hari, kelompok 3 shif 3 sebesar 0,3 dan 0,1 liter /hari.
Kelompok 4 shif 3 sebanyak 0,17 dan 0,1 liter/hari. Kelompok 5 shif 3 sebesar
0,4 dan 0,18 liter/hari. Kelompok 7 sebanyak 0,9 dan 0,96 liter/hari. Sedangkan
untuk kelompok 8, dat yang diberikan kurang jelas. Menurut Mulyono dan Sarwono,
2008, Kebutuhan air minum untuk kambing berkisar 3-5 liter sehari. Jadi jika
dilihat dari tabel konsumsi air minum, konsumsi air minum untuk semua kelompok
bisa dikatakan normal.
Untuk konsumsi konsentrat, mahasiswa yang mengikuti
praktikum pada shif ketiga tiga menggunakan pakan konsentrat.
Tabel recording konsumsi pakan dan air minum
|
ternak : sapi
|
|||||||||||
Kelompok praktikum : 3(tiga)
|
||||||||||||
Nama : 1. putri anggraini
|
3. marta aditya gumay
|
|||||||||||
2. supono
|
4. m. Ari kurniawan
|
|||||||||||
No
|
Hari/tanggal
|
Pakan
|
Konsumsi (kg/hari)
|
|||||||||
pemberian
|
Tambahan
|
Sisa
|
konsumsi
|
|||||||||
|
Selasa
|
Rumput
|
8
|
15
|
1,5
|
21,5
|
||||||
1
|
12/06/2011
|
Konsentrat
|
1
|
1
|
|
2
|
||||||
|
|
Air minum
|
8
|
8
|
|
16
|
||||||
|
Rabu
|
Rumput
|
1
|
15
|
2
|
14
|
||||||
2
|
12/07/2011
|
Konsentrat
|
2
|
|
|
2
|
||||||
|
|
Air minum
|
8
|
5
|
|
13
|
||||||
|
Kamis
|
Rumput
|
8
|
12
|
2
|
18
|
||||||
3
|
12/08/2011
|
Konsentrat
|
1
|
1
|
|
2
|
||||||
|
|
Air minum
|
8
|
9
|
|
17
|
||||||
|
Jum’at
|
Rumput
|
8
|
15
|
2
|
21
|
||||||
4
|
12/09/2011
|
Konsentrat
|
2
|
|
|
2
|
||||||
|
|
Air minum
|
8
|
9
|
|
17
|
||||||
|
Sabtu
|
Rumput
|
8
|
21
|
0,5
|
28,5
|
||||||
5
|
12/10/2011
|
Konsentrat
|
1
|
|
|
1
|
||||||
|
|
Air minum
|
9
|
8
|
|
17
|
||||||
Konsumsi harian
rata-rata pakan hijauan untuk ternak sapi kelompok 6 shif tiga adalah sebanyak
20,6kg/hari. Sedangkan untuk kelompok 4 shif tiga adalah sebanyak 25,62kg/hari.
Kelompok 2 sebesar 18,76/hari. Sedangkan untuk kelompok 1 datanya tidak
diserahkan. Berat ternak sapi kelompok 3 adalah sebesar 20,7kg, jadi jika
konsumsi pakan hijauannya sebesar 20,6kg /hari maka konsumsi ini masih normal
dan sesuai dengan pendapat Sugeng, 1992 yang menyatakan
Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan untuk setiap satu kali pemberian.
Pemberian pakan konsentrat diberikan sebanyak 2kg/hari pemberian ini sesuia
dengan pendapat Sugeng, 1992 Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari
berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan.
Untuk konsumsi air minum harian
rata-rata ternak sapi kelompok 3 adalah sebanyak 16 liter/hari. Kelompok 2
sebesar 18,53liter/hari. Kelompok 4 sebanyak 18,3liter/hari. Pemberian air pada
ternak diberikan secara edlibitum, agar air selalu ada untuk ternak.
3.2 Produksi
Tabel 3. recording perfermance produksi ternak
kambing
|
|||||||||||
Kelompok : 6, shif 3
|
|||||||||||
Nama : 1. putri anggraini
|
ternak : kambing
|
||||||||||
2. rizki safitri
|
|||||||||||
NO.
|
Hari / tanggal
|
Ternak
|
Berat
Badan(kg)
|
Tinggi
Badan(Cm)
|
Panjang
Badan(cm)
|
Lingkar
Dada(cm)
|
|||||
1
|
kamis 01-12-2011
|
kambing 1
|
7,9
|
45
|
36
|
47
|
|||||
kambing 2
|
8,1
|
41
|
40
|
45
|
|||||||
2
|
jumat 02-12-2011
|
kambing 1
|
|
46
|
37
|
47
|
|||||
kambing 2
|
|
42
|
40
|
45
|
|||||||
3
|
sabtu 03-12-2011
|
kambing 1
|
|
46
|
37
|
48
|
|||||
kambing 2
|
|
42,3
|
40,2
|
47
|
|||||||
4
|
minggu 04-12-2011
|
kambing 1
|
|
46,5
|
37,5
|
48,5
|
|||||
kambing 2
|
|
43
|
40,4
|
48
|
|||||||
5
|
senin 05-12-2011
|
kambing 1
|
9,03
|
46,5
|
37,5
|
49
|
|||||
kambing 2
|
9,33
|
43
|
40,5
|
48
|
|||||||
Pertambahan berat
badan ternak kambing 1 dan 2 kelompok 6 shif 3, adalah sebesar 1,4kg. Untuk
kelompok 1 sebesar 0,29 kg dan 0,37 kg. Kelompok 2 sebesar 0,7kg dan 1,22kg.
Kelompok 3 sebesar 0,17kg dan 1,02 kg. Kelompok 4 sebesar 1,67kg dan 1,66kg.
Kelompok 5 data tabel perpormace produksinya tidak ada. Kelompok 7 sebesar 1kg
dan 1kg. Kelompok 8 sebesar 2,8kg dan
3,78kg. Pertambahan berat badan ini didapat dengan mensubstitusikan hasil
pengukuran lingkar dada, panjang badan ,dan tinggi badan kedalam rumus scroll. Menurut Wasio (1994), dalam
pengukurannya keadaan ternak harus tenang dan posisi nya harus parallelogram,
sedangkan dalam praktikum hal ini sulit dilakukan karena kambing bergerak terus sehinng berpengaruh terhadap
pengukuran itu sendiri sehingga hasil pengukuran kurang sempurna.
Tabel recording performance produksi ternak Ternak : Sapi
Kelompok 3 shif 3
Prediksi Umur : Bulan
Nama Mahasiswa : 1. supono 2. Putri anggraini
3. marta aditya gumai 4. M ari kurniawan
No
|
Hari /tanggal
|
Beart
badan
|
Tinggi
badan
|
Panjang
badan
|
Lingkar
dada
|
1
|
Selasa
6-12-2011
|
229,5
|
117cm
|
102
cm
|
150
cm
|
2
|
Rabu
7-12-2011
|
|
117cm
|
103
cm
|
151
cm
|
3
|
Kamis
8-12-2011
|
|
117cm
|
103
cm
|
152
cm
|
4
|
Jum’at
9-12-2011
|
|
118cm
|
104
cm
|
152
cm
|
5
|
Sabtu
10-12-2011
|
243,4
|
118
cm
|
104
cm
|
153
cm
|
Pertambahan berat
badan ternak sapi kelompok 3 shif 3 dalm waktu 5 hari adalah sebesar 13,9kg.
Kelompok 2 sebesar 11,3kg. Kelompok 4 sebesar 12,18kg. Sedangkan untuk kelompok
1 data untuk tabel performance produksi ternak sapi tidak ada. Menurut Wasio (1994), dalam
pengukurannya keadaan ternak harus tenang dan posisi nya harus parallelogram,
sedangkan dalam praktikum hal ini sulit dilakukan karena kambing bergerak terus sehinng berpengaruh terhadap
pengukuran itu sendiri sehingga hasil pengukuran kurang sempurna.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan pada ternak antara lain umur,
bangsa, jenis kelamin, jenis pakan dan iklim pada daerah yang digunakan untuk
memelihara ternak tersebut (iklim tropis, subtropis, dan sedang) (Frandson,
1992). Menurut Reksohadiprodjo (1984), bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi berat badan ternak adalah akibat stress klimat, yang dapat
menyebabkan menurunnya nafsu makan, mengurani senggama makanan dan waktu
menrenggut hijauan kualitas pakan dan kesehatan ternak.
3.3 Fisiologi
Tabel
recording fisiologis ternak
|
ternak : kambing
|
||
Kelompok
praktikum : 6
|
|||
Nama
mahasiswa : 1. putri anggraini
|
|||
2.
rizki syafitrah
|
No.
|
hari/
tanggal
|
ternak
|
waktu
|
fisiologi
|
lingkungan
|
|||
temp.
rektal(°C)
|
respirasi
(x/menit)
|
denyut
jantung
|
temp.
Udara (°C)
|
kelembabban
%
|
||||
1
|
kamis
01-12-2011
|
kambing
1
|
pagi
|
38,5
|
34
|
68
|
26
|
100
|
siang
|
|
29
|
70
|
31
|
84
|
|||
sore
|
|
28
|
72
|
27
|
100
|
|||
kambing
2
|
pagi
|
38
|
36
|
64
|
|
|
||
siang
|
|
30
|
74
|
|
|
|||
sore
|
|
29
|
75
|
|
|
|||
2
|
jumat
02-12-2011
|
kambing
1
|
pagi
|
|
27
|
96
|
25
|
100
|
siang
|
|
24
|
86
|
31
|
81
|
|||
sore
|
|
35
|
92
|
26
|
83
|
|||
kambing
2
|
pagi
|
|
31
|
89
|
|
|
||
siang
|
|
28
|
85
|
|
|
|||
sore
|
|
29
|
88
|
|
|
|||
3
|
sabtu
03-12-2011
|
kambing
1
|
pagi
|
|
32
|
90
|
24
|
100
|
siang
|
|
34
|
76
|
31
|
74
|
|||
sore
|
|
31
|
74
|
31
|
84
|
|||
kambing
2
|
pagi
|
|
29
|
73
|
|
|
||
siang
|
|
35
|
73
|
|
|
|||
sore
|
|
34
|
71
|
|
|
|||
4
|
minggu
04-12-2011
|
kambing
1
|
pagi
|
|
29
|
94
|
25
|
100
|
siang
|
|
36
|
90
|
30
|
76
|
|||
sore
|
|
33
|
96
|
31
|
81
|
|||
kambing
2
|
pagi
|
|
30
|
88
|
|
|
||
siang
|
|
28
|
84
|
|
|
|||
sore
|
|
31
|
90
|
|
|
|||
5
|
senin
05-12-2011
|
kambing
1
|
pagi
|
37,4
|
29
|
80
|
28
|
100
|
siang
|
|
36
|
84
|
31
|
71
|
|||
sore
|
|
36
|
78
|
32
|
77
|
|||
kambing
2
|
pagi
|
38
|
35
|
90
|
|
|
||
siang
|
|
30
|
80
|
|
|
|||
sore
|
|
30
|
80
|
|
|
Temperatur
rektal rata-rata ternak kambing 1 dan 2 kelompok 6 shif 3 adalah 37,95oC
dan 38 oC. Kelompok 1 temperatur rektal rata-ratanya adalah 38,8oC
dan 38,6oC. Kelompok 3 temperatur rektal rata-ratanya adalah 38,5oC
dan 38,45oC. Kelompok 4 adalah 38oC dan 37,25oC.
Kelompok 5 data yang diserahkan tidak lengkap. Kelompok 7 adalah 37,50C
dan 34,25oC. Kelompok 8 data yang diserahkan tidak lengkap. kisaran normal
temperatur rektal untuk kambing adalah 39,2 sampai 40ºC (Robert,1999).
Hal ini menunjukkan bahwa kambing yang digunakan pada praktikum ini dalam keadaan tidak normal karena tidak sesuai dengan
kisaran normalnya. Faktor–faktor yang mempengaruhi data fisiologis ternak
antara lain adalah ukuran tubuh, umur, gerak ternak, suhu lingkungan,
kebuntingan, tingkat gerak saluran pencernaan pada rumen (Blakely, 1991).
Frekuensi respirasi rata-rata ternak kambing 1 dan 2 kelompok 6 shif 3
berdasarkan hasil pengukuran adalah sebanyak 31 kali/menit keduanya sama. Untuk
kambing kelompok 1 adalah sebanyak 38 kali/menit keduanya sama. Kelompok 2
sebanyak 27 kali/menit keduanya sama. Kelompok 3 sebanyak 28kali/menit dan 27
kali/menit. Kelompok 4 sebanyak 32 kali/menit keduanya sama. Kelompok 5, data
yang diberikan tidak lengkap. Kelompok 7 sebanyak 58 kali/menit. Kelompok 8,
data yang diserahkan tidak lengkap. Menurut Robert (1999) Kisaran normal
respirasi kambing adalah 15 sampai 25 kali per menit. Respirasi pada kambing
pada praktikum melebihi kisaran normal, hal ini disebabkan karena kambing mengalami stres
dan juga praktikum dilakukan pada siang hari suhu sangat panas sehingga
respirasi sangat cepat untuk dapat melepaskan panas tubuh yang berlebihan
(Swenson, 1993).
Dari data praktikum denyut jantung rata-rata kambing 1 dan 2 kelompok 6
shif 3 adalah sebanyak 83 kali/menit dan 80 kali/menit. Kambing kelompok 1
sebanyak 77 kali/menit dan 80 kali/menit. Kelompok 2 sebanyak 78 kali/menit dan 103 kali/menit. Kambing
kelompok 3 sebanyak 57kali/menit dan 49 kali/menit. Kambing kelompok 5 tidak
dapat diketahui karena data yang diserahkan tidak lengkap. Kambing kelompok 7
sebanyak 69kali/menit keduanya sama. Kambing kelompok 8 tidak dapat diketahui
karena data yang diserahkan tidak lengkap. Dari data hasil praktikum didapat temperatur
rata-rata kandang ternak kambing adalah sebesar 28oC dengan
kelembaban sebesar 87 %.
Kelompok Praktikum 3
Ternak : Sapi
Nama Mahasiswa : :1. supono 2.
Putri anggraini
3. marta aditya gumai 4. M. ari kurniawan
No
|
Hari/tanggal
|
Waktu
|
fisiologi
|
|
|
||
|
Temperature
rectal
|
Respirasi
(x/menit )
|
D. jantung
( x/menit )
|
Temp.
udara (oc)
|
Kelembapan
udara (%)
|
||
1
|
Selasa
6-12-2011
|
Pagi
|
37,20c
|
25/menit
|
96/menit
|
270c
|
98%
|
Siang
|
|
30/menit
|
86/menit
|
330c
|
66%
|
||
Sore
|
|
28/menit
|
90/menit
|
310c
|
76%
|
||
2
|
Rabu
7-12-2011
|
Pagi
|
|
31/menit
|
83/menit
|
250c
|
100%
|
Siang
|
|
29/menit
|
90/menit
|
310c
|
84%
|
||
Sore
|
|
30/menit
|
92/menit
|
300c
|
87%
|
||
3
|
Kamis
8-12-2011
|
Pagi
|
|
28/menit
|
84/menit
|
250c
|
100%
|
Siang
|
|
30/menit
|
84/menit
|
310c
|
74%
|
||
Sore
|
|
29/menit
|
89/menit
|
320c
|
68%
|
||
4
|
Jum’at
9-12-2011
|
Pagi
|
|
28/menit
|
82/menit
|
250c
|
100%
|
Siang
|
|
35/menit
|
87/menit
|
320c
|
70%
|
||
Sore
|
|
30/menit
|
90/menit
|
339c
|
69%
|
||
5
|
Sabtu
10-12-2011
|
Pagi
|
37,50c
|
29/menit
|
82/menit
|
240c
|
105%
|
Siang
|
|
/menit
|
/menit
|
|
|
||
Sore
|
|
/menit
|
/menit
|
|
|
Dari data
hasil praktikum diatas dadapatkan hasil temperatur rektal ternak sapi kelompok
3 shif 3 adalah sebesar 37,35oC. Sapi kelompok 2 adalah sebesar 37,5oC.
kelompok 4 sebesar 37,5oC. Sedangkan kelompok 1 tidak diketahui
karena data yang diserakan tidak lengkap. Jumlah ini sama dengan
kisaran normal yaitu 36,7 ºc sampai 39,1ºc (Robert E, 1999). Temperatur
rectal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah temperature
lingkungan, aktifitas, pakan, minuman dan pencernaan produksi panas oleh tubuh,
secara tidak langsung tergantung oleh makanan yang diperoleh dan banyaknya
persediaan makanan dalam saluran pencernaan (Dunkes 1995).
Dari data
hasil praktikum, diketahui respirasi rata-rata ternak sapi kelompok 3 adalah
sebanyak 28 kali/menit. Sapi kelompok 2 sebanyak 26 kali/ menit. Sapi kelompok
4 sebanyak 31 kali /menit. Sedangkan kelopok 1 tidak diketahui, karena data yng
diserahkan tidak lengkap. Sapi dalam keadaan normal sesuai dengan kisaran
normal yaitu antara 24 sampai 42 kali permenit (Robert E, 1999).
Dari data
hasil praktikum diketahui denyut jantung rata-rata ternak sapi kelompok 3
adalah sebanyak 87 klai/menit. Sapi kelompok 2 sebanyak 79 kali/ menit. Sapi
kelompok 4 sebanyak 83 kali /menit.
Temperatur dan
kelembaban di dalam kandang ternak sapi adalah sebesar 29,6oC dan
81,7%. (Dunkes 1995). Temperatur
di sekitar kandang yang normal adalah
25-40 oC (rata-rata 33 oC) dan kelembaban 75%.
Dari
pengamatan penampilan fisik jenis sai
yang dipakai oleh kelompok 3 shif 3 adalah jenis sapi bali. Karena ciri-cirinya
sesuai dengan pendapat Williamson dan Payne, 1993 yang menyatakan bahwa, Sapi Bali berasal dari Bos sundaicus
yang sudah mengalami domestikasi (penjinakan). Sapi Bali ini banyak terdapat di
daerah Bali, Lombok, Timor, Flores, Sulawesi, Jawa Timur, dan Kalimantan. Sapi
ini dipakai sebagai ternak kerja. Sapi ini memiliki tanda-tanda, yaitu : heat
toleransinya baik; tinggi badan dewasa ±130 cm dengan berat badan 300 sampai
400 kg, terdapat warna putih pada bagian paha, dan bagian oval putih yang amat
jelas pada pantatnya. Salain itu warna bulu pada jantan lebih gelap dari pada
yang betina. Pada waktu lahir baik jantan ataupun betina memiliki warna
keemasan sampai coklat kemerahan dengan warna terang yang khas pada bagian
belakang kaki. Warna hitam menghilang dan warna bulu coklat kemerahan kembali
jika dikastrasi.
Dilihat dari
foto gigi (terlampir) umur sapi kelompokk 3 shif 3 dapat diprediksi sekitar 3-4 tahun, hal ini sesui dengan
pendapat Soedomo (1984) yang menyatakan apabila Id 1
menjadi I1 maka umur 1,75–2 tahun. Id 2 menjadi I 2 maka umur 2–2,5 tahun. Id 3
menjadi Id 4 menjadi I 4 maka umur 3–4 tahun. Sedang untuk ternak kambing kelompok 6 shif 3
diprediksikan berumur 1-2 tahun.
3.4 Pencukuran wooL
No
|
tanggal
|
kelompok
|
Prediksi
Umur
(bulan)
|
berat
badan(kg)
|
tinggi
badan
(kg)
|
panjang
badan
(cm)
|
lingkar
dada (cm)
|
produksi
wol
(Kg)
|
|
1
|
minggu/ 27-11-2011
|
6
|
25.4 kg
|
56 cm
|
65 cm
|
67 cm
|
0.5 kg
|
||
2
|
KAMIS 24 NOVMBER 2011
|
3
|
35,5 KG
|
65 CM
|
67 CM
|
81 CM
|
0,713 KG
|
||
4
|
4
|
28.2
|
59
|
52
|
68
|
0.55
|
|||
5
|
5
|
21.55
|
50
|
51
|
63
|
0.55
|
|||
Data
yang diperoleh dalam praktikum produksi ternak potong dan kerja adalah sebagai
berikut: kelompok 5, keadaan tali pusar sudah putus, keadaan tanduk tidak tumbuh dan keadan gigi sudah terjadi pergantian
semuanya, umur tertafsir 3-4 tahun, umur rill tidak diketahui sehingga tidak dapat diketahui selisih
kesalahan penafsiran. Sedangkan untuk kelompok lainnya data yang diberikan tidak jelas. Umur domba
ditafsirkan dengan mengamati pergantian dan keterasahan gigi seri walupun untuk
menentukan cukup sulit, karena perbedaan kedewasaan yang kurang begitu mencolok
(Murtidjo, 1999).
Jumlah gigi domba ada 2 pasang (4 buah),
geraham depan 12 buah, geraham belakang 12 buah, geraham belakang 12 buah.
Sehingga jumlah gigi domba keseluruhan adalah 32 buah. Gigi seri yang
tumbuh pada usia muda disebut gigi susu, gigi ini kecil agak tajam serta
tumbuhnya agak renggang antara satu dengan yang lain. Gigi seri ini sifatnya
hanya sementra, karena pada suatu saat akan tanggal dan diganti oleh gigi
seri yang tetap. Pergantian gigi seri susu dengan gigi seri tetap inilah yang
dijadikan patokan menafsir umur ternak (litbang Deptan, 1989). Jika dilihat dari jumlah
wool yang dihasilkan maka, domba yang menjadi objek praktikum kali ini adalah
tipe domba pedaging bukan penghasil wool.
IV.
KESIMPULAN DAN SAARAN
4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan
praktikum mata kuliah produksi ternak potong dan kerja kali nini dapat di ambil
kesimpulan sebagai berikut:

pemeliharaan yang benar akan
menghasilkan produksi yang optimal.


4.2 Saran
Alangkah lebih
baiknya jika praktikum mata kuliah ternak potong dan kerja dilaksanakan diawal
semester, agar tidak terlalu tergesa-gesa dan tidak bertabrakan dengan acara
praktikum mata kuliah yang lainnya. Karena acara praktikum mata kuliah ternak
potong dan kerja, waktu pelaksanaannya cukup lama.
Daftar Pustaka
Williamson. G. dan WSA,
Payne. 1993. An Introduction to Animal Husbandry in The Tropics. Longman
New York
Dukes, H. Hugh. 1993.
Duke’s Physiology of Domestic Animal 11th. Camstock Publishing
Associates, Ithaca and London.
Hardjosubroto, W. 1994.
Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Penerbit Gramedia Widiasarana
Indonesia . Jakarta.
Ludgate, Patrick J.
1989. Kumpulan peragaan Dalam Rangka Penelitian Ternak Kambing dan Domba di
Pedesaan. Departemen Pertanian. Bogor.
Murtidjo, B. 1990.
Beternak sapi Potong. Penerbit Kanisius. Yogyakrta.
Murtidjo, Bambang A.
1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius.Yogyakarta.
Pane, I. 1986. Pemuliaan
Ternak Sapi. PT Gramedia. Jakarta.
Parakkasi,
Aminuddin. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Volume I B. UI PRESS. Jakarta.
Parakkasi, Aminuddin. 1986. Ilmu Nutrisi dan
Makanan Ternak Monogastrik. Volume I B. UI PRESS. Jakarta.
Reksohadiprodjo. 1984. Pengantar Ilmu
Peternakan Tropik. Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.
Santosa, U. 1995. Pengantar Ilmu Peternakan
Tropik. BPFE. Yogyakarta.
Sarwono, B. 1993.
Beternak Kambing Unggul. Penebar Sw.
Sugeng, B. 1992. sapi
Potong. Penebar swadaya. Jakarta.
Triatmaji, R. R. 2001. Pengaruh Bangsa Pejantan
terhadap Pertumbuhan Pra sapih Sapi Potong di Kabupaten Blora. Skripsi Sarjana
Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Toelihere, Mozes R., 1985. Fisiologi Reproduksi
Paada. Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Website Resmi Dinas
Pertanian Propinsi DIY. http//distan.pemda-diy.go.id
Williamson. G. dan WSA, Payne. 1993. An
Introduction to Animal Husbandry in The Tropics. Longman New York
LAMPIRAN
v Foto gigi kambing kelompok
6 shif 3
Kambing 1
Kambing 2
v Foto gigi sapi kelompok 3
shif 3
v Foto gigi domba kelomok 5
shif 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar